Sinau Aksara Jawa

Aksara Jawa

Dalam penulisan aksara Jawa atau hanacaraka sendiri ada beberapa tata cara untuk menulis, unsur-unsur, dan aturan yang lain, dilansir dari lingkarberita.com. Pemberian sedikit penjelasan secara perlahan-lahan tentang huruf dan aturan-aturan tersebut akan memudahkan kalian untuk memahami aksara Jawa ini.

Ketika kamu semakin mudah memahaminya semakin mudah juga kamu menulis dan mengerti isi aksara Jawa ini. Sebelum menuju ke arah yang lebih mendalam mengenai hanacaraka ini, berikut adalah beberapa gambaran penjelasan terkait penulisan hanacaraka.

Sinau Aksara Jawa
Sinau Aksara Jawa

Aksara Carakan

Dalam konteks aksara Jawa, terdapat beberapa sub-bagian yang pertama adalah aksara Carakan. Aksara Carakan merupakan bagian paling fundamental dalam aksara Hanacaraka.

Asal usul nama “Carakan” merujuk pada istilah yang merujuk kepada fungsi penulisan kata-kata. Setiap karakter dalam aksara Carakan memiliki pasangannya yang memiliki fungsi menghapus vokal (dipadamkan) pada karakter sebelumnya.

Untuk memahami dengan lebih mudah, berikut akan dijelaskan beberapa aturan penggunaan pasangan aksara Carakan, berserta cara pengucapannya. Karakter-karakter ini serupa dengan beberapa karakter yang telah dijelaskan sebelumnya dalam konsep Hanacaraka.

Pasangan Aksara Jawa
Pasangan Aksara Jawa

Pasangan Aksara Jawa

Seperti yang terlihat dalam ilustrasi di atas, terdapat simbol tambahan yang merupakan representasi dari pasangan aksara Hanacaraka. Penggunaan pasangan aksara ini umumnya dimanfaatkan untuk menyusun tulisan atau kalimat yang memiliki akhiran non-vokal, juga dikenal sebagai “mematikan huruf”.

Baca Juga  Soal UTS PTS Bahasa Jawa Kelas 12 SMA MA Semester 1

Ketepatan penulisan dan penempatan aksara pasangan ini sangatlah penting untuk memastikan kelancaran pembacaan dan interpretasi, karena posisi penulisan yang salah dapat mengakibatkan kesulitan dalam membaca dan memahami teks.

Sedikit contoh singkat selain gambar di atas, penulisan kata ” Mangan sega” (makan nasi) yang kalimat asli tanpa di beri pasangan di baca “Manganasega” dalam aksara jawa tidak bisa langsung dibaca seperti kalimat yang awal.

Maka penggunaan pasangan digunakan untuk mematikan huruf sebelumnya menjadi “Mangan sega” sebab memberi pasangan pasangan “sa” makan bisa dibaca sedemikian.

Aksara Swara
Aksara Swara

Aksara Swara

Aksara Swara digunakan untuk menulis huruf vokal dalam abjad Latin atau dapat diterapkan untuk menuliskan kata-kata dari bahasa asing dengan lebih tepat dalam pelafalan. Sebagai contoh, ketika menulis kata “Amerika” dalam aksara Jawa, tidak dapat langsung dibaca seperti itu.

Kalimat dasarnya adalah “Hamerika” karena huruf “ha” mendapat penambahan aksara Swara “a”, sehingga dapat diartikulasikan sebagai “Amerika”. Ilustrasi di atas menggambarkan contoh aksara Swara dalam prakteknya.

Sandhangan Aksara Jawa
Sandhangan Aksara Jawa

Sandhangan aksara Jawa

Simbol tambahan pada aksara Jawa yang dikenal sebagai “Sandhangan” berfungsi untuk mengubah nada dari huruf vokal dalam aksara Jawa. Penjelasan mengenai sandangan ini disajikan setelah aksara swara, mengingat masih ada kebingungan di kalangan banyak orang mengenai perbedaan penggunaan kedua simbol ini.

Baca Juga  Kurikulum Merdeka : Modul Ajar, CP dan ATP Mapel Bahasa Jawa

Sandangan dalam Hanacaraka pada dasarnya hanya digunakan di tengah-tengah kalimat atau kata. Terdapat berbagai cara baca yang terkait dengan sandangan, dengan lebih dari 15 varian sandangan yang digunakan, masing-masing memiliki cara baca yang berbeda.

aksara rekan
aksara rekan

Aksara Rekan

Aksara Rekan dalam aksara Jawa adalah simbol tambahan yang digunakan untuk mengubah atau mengalihkan bunyi dari suatu kata dengan menambahkan tanda baca atau tanda sandhangan khusus.

Fungsi Aksara Rekan adalah untuk menghasilkan variasi pelafalan dan merubah pengucapan vokal dalam kata yang ditulis, memberikan nuansa dan kejelasan dalam penulisan teks dalam aksara Jawa.

Aksara rekan sendiri merupakan aksara yang digunakan untuk menulis huruf serapan dari bahasa asing seperti bahasa Arab, Seperti contoh f, kh, dz, dan yang lainya.

aksara murda
aksara murda

Aksara Murda

Aksara Murda dalam konsep Hanacaraka adalah representasi dari huruf besar atau kapital. Fungsinya hampir serupa dengan penggunaan huruf kapital pada umumnya. Contohnya, digunakan untuk menulis huruf pertama dalam nama orang, tempat, serta kata-kata yang diawali dengan huruf besar.

Aksara ini juga umum digunakan untuk memulai paragraf atau kata dalam teks. Dengan kata lain, Aksara Murda mengemban peran serupa dengan huruf kapital dalam penulisan pada umumnya.

Mungkin demikian sedikit penjelasan tentang aksara Jawa dari pengertian beserta pasanganya, hingga aksara-aksara pelengkap dari aksara Jawa sendiri.

admin

Halo, Saya adalah penulis artikel dengan judul Sinau Aksara Jawa yang dipublish pada 18/09/2023 di website Bapak Guru

Leave a Comment